Proses belajar jadi tahapan individu dalam beroleh ilmu (knowledge) dan mengembangkan keterampilan (skills) yang berasal dari pengalaman-pengalaman (experience) mereka.
Ada bermacam pemahaman dalam memaknai sistem belajar. Teori belajar jadi tidak benar satu belajar yang berfokus pada pemahaman bagaimana individu beroleh pengetahuan, keterampilan dan sikap lewat hubungan dengan lingkungannya,
Pada dasarnya, teori belajar sanggup dikelompokkan jadi beberapa pendekatan utama seperti teori belajar konstruktivisme, behaviorisme, kognitivisme, humanisme, dan sosiokulturalisme.
Pada artikel ini kita dapat kupas tuntas teori belajar dengan pendekatan konstruktivisme. Pandangan konstruktivisme meyakini bahwa lingkungan belajar benar-benar menunjang timbulnya konstruksi pengetahuan.
Lantas, bagaimana pendekatan ini jadi landasan teori belajar konstruktivisme? Yuk simak penjelasan teori belajar konstruktivisme berikut ini.
Pengertian Teori Belajar Konstruktivisme
Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran kontekstual yang meyakini bahwa ilmu dibangun oleh manusia. Menurut Jacqueline G Brooks and Martin G Brooks, hakikat pembelajaran konstruktivistik adalah ilmu yang berbentuk non-objektif, temporer berubah, dan tidak menentu.
Hal ini sebab melihat sistem belajar sebagai penyusunan ilmu dari pengalaman konkrit, kegiatan kolaborasi, refleksi, dan interpretasi. Pendekatan ini menekankan peran aktif individu dalam pembangunan ilmu dan pemahaman lewat konstruksi makna berdasarkan pengalaman, pemikiran, dan refleksi. Definisi lainnya, teori belajar konstruktivisme adalah pembelajaran yang berbentuk generatif. Artinya, belajar adalah tindakan menciptakan suatu makna atas apa yang dipelajari.
Dikutip dari buku Teori Belajar dan Aliran-Aliran Pendidikan karya Pardomuan Nauli Josip Mario Sinambela dkk., konsep teori belajar konstruktivisme kerap dikaitkan dengan metode pengajaran yang berbasis pemusatan siswa.
Ide sentral ini sangat mungkin pembangunan ilmu siswa sebagai titik awal pembelajaran, preferensi belajar yang tercermin dalam tindakan/ aktivitas, dan persepsi pada guru. Dengan demikian, teori belajar konstruktivisme berfokus pada bagaimana langkah individu membangun ilmu dalam memahami dunia berdasarkan konteks dan pengalaman khusus mereka.
Baca juga:
Sederetan Jenis Beasiswa Paling Diminati Mahasiswa, Mau Coba?
Pendaftaran Beasiswa Unggulan Kemendikbudristek Tahun 2023 Telah Dibuka
Tujuan Teori Belajar Konstruktivisme
Berdasarkan pengertian tersebut, sanggup diketahui bahwa ilmu menurut teori belajar konstruktivisme bukanlah hasil pertolongan orang lain layaknya guru. Melainkan sistem mengkonstruksi ilmu oleh setiap individu.
Menurut Feida Noorlaila Isti`adah, MPd dalam buku Teori-Teori Belajar dalam Pendidikan, target teori belajar konstruktivisme adalah:
1. Menumbuhkan semangat belajar bagi siswa lewat tanggung jawab mereka sendiri.
2. Mengembangkan kemampuan menanyakan siswa dan mencari sendiri pertanyaannya.
3. Membantu siswa mengembangkan pemahaman konsep secara lengkap dan mendalam.
4. Mengembangkan siswa jadi pemikir yang mandiri.
5. Menekankan sistem belajar terhitung langkah belajar, trick belajar, dan hasil belajar.
Konsep Dasar Teori Belajar Konstruktivisme
Menurut Dr Herie Saksono, MSi, dkk dalam buku Teori Belajar dalam Pembelajaran terkandung beberapa konsep basic dalam teori konstruktivisme meliputi:
1. Konstruksi pengetahuan, artinya individu membangun ilmu lewat sistem interpretasi dan atribusi makna supaya ilmu bukan entitas pasif. Namun hasil dari hubungan individu yang berbentuk konstruktif.
2. Aktivitas kognitif, artinya teori ini menekankan pentingnya individu yang bergerak secara aktif untuk mencari, memilih, menginterpretasikan, dan mengorganisasikan informasi yang dia bangun.
3. Konteks sosial, merujuk pada sistem hubungan individu baik lewat diskusi, kolaborasi, atau pemodelan yang menunjang pembentukan ilmu sebab didasarkan pada konteks sosial.
4. Pembangunan berkelanjutan, teori ini melihat sistem berkelanjutan dari pembangunan pengetahuan. Hal ini sebab individu sanggup menegmbangkan ilmu mereka bersamaan pertambahan pengalaman dan ilmu baru.
Tokoh Teori Belajar Konstruktivisme
Dalam buku Teori Belajar dan Aliran-Aliran Pendidikan, berikut beberapa tokoh teori belajar dengan pendekatan konstruktivisme meliputi:
1. John Dewey
John Dewey berpendapat bahwa pendidikan selayaknya jadi sistem sosial yang mengusahakan untuk menghubungkan pengalaman siswa pada mulanya dengan informasi yang baru diperoleh. Secara spesifik, Dewey mengatakan bahwa ilmu keluar dari situasi di mana pengalaman artinya terjadi.
2. Jean Piaget
Jean Piaget mengembangkan inspirasi pembelajaran aktif. Menurutnya, ilmu dibikin daripada ditemukan dan keterampilan tidak sanggup diajarkan namun wajib dipelajari sendiri.
Oleh sebab itu, Piaget menekankan fokus pembelajaran pada sistem bukan hasil, pemanfaatan metode aktif, kegiatan kolaboratif serta pemahaman logis berbasis masalah. Sehingga tingkat penyelesaian persoalan (problem solving) berikut menyatakan ada pertumbuhan kognitif individu.
3. Lev Vygotsky
Lev Vygotsky mengilustrasikan sistem pertumbuhan dan pembelajaran lewat analogi hidrogen dan oksigen. Dalam analogi berikut pertumbuhan dan pembelajaran merupakan perpaduan antara pemikiran dan perkataan yang memiliki hubungan dalam sistem sosial berikutnya. Konstruktivisme Vygotsky berfokus pada guna hubungan sosial dalam mengembangkan kognisi.